Laman

Selasa, 05 Juni 2012

Praktikum Respirasi Pada Hewan


PRAKTIKUM III
Judul                           : Respirasi Pada Hewan
Tujuan                         : Untuk mengukur laju respirasi hewan.
Landasan Teori           :
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander. Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya.


Alat dan Bahan           :

  1. Respirometer
  2. Timbangan
  3. Kristal KOH 10 %
  4. Kapas
  1. Tisu
  2. Vaselin
  3. Serangga (jangkrik)
  4. Eosin

Cara Kerja                   :
  1. Ambillah sedikit kristal KOH yang kemudian dibungkus dengan kapas supaya tidak bersentuhan langsung dengan serangga. Kemudian masukkanlah ke dalam botol respirometer.
  2. Serangga yang dibawa ditimbang terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam botol respirometer dan segera tutup kembali. Agar percobaan berhasil, berilah vaselin pada pertemuan tutup botol supaya tidak ada pengaruh udara luar yang keluar masuk botol respirometer. Kemudian pada ujung pipa respirometer kita beri indikator dengan eosin. Perhatikan serangga mula-mula ditunjukan oleh eosin.
  3. Perhatikan apa kah kedudukan eosin berubah berjalan. Amati pergeseran eosin tiap menit. Jarak yang ditempuh eosin menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh serangga itu untuk bernapas tiap menitnya.
  4. Catat setiap pengamatan dalam tabel kemudian baru rata-ratakan berapa udara yang diperlukan serangga untuk melakukan respirasi.
  5. Jika eosin telah sampai pada ujung botol, sebaiknya percobaan dihentikan.

Hasil Pengamatan       :
Spesies
Berat badan
5 menit ke-1
5 menit ke-2
5 menit ke-3
1
0,4
0,83
-
-
2
0,6
0,38
0,61
0,8

Pembahasan                :
            Dari tabel hasil pengamatan di atas di dapat bahwa pada spesies (jangkrik) 1 yang mempunyai berat badan 0,4 dan laju respirasi nya 0,83 pada 5 menit pertama. Hal ini menunjukan semakin kecil tubuh jangkrik, semakin besar laju respirasi atau laju konsumsi oksigen.
            Sedangkan pada spesies 2 yang berat badannya 0,6 laju respirasinya pada 5 menit pertama 0,38, pada 5 meint kedua 0,61, pada menit ketiga 0,8. Hal ini menunjukkan besarnya tubuh jangkrik pada percobaan ini menyebabkan rendahnya laju respirasi dan laju konsumsi oksigen. Pada spesies 2 dapat juga diketahui rata-rata laju resirasinya = (0,38 + 0,61 + 0,8) / 3 =  0,59666666 per 5 menit.

Kesimpulan                 :
Semakin besar berat badan serangga, maka semakin kecil laju konsumsi oksigen yang di butuhkan. Hewan dengan masa tubuh yang lebih besar secara proporsional akan mempunyai laju metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan hewan yang masa tubuhnya lebih kecil

Pertanyaan                  :
  1. Apakah fungsi kristal KOH yang dimasukkan ke dalam tabung respirometer?
  2. Lakukanlah pembandingan hasil praktikum dengan kelompok lain. Berikan hubungan antara berat serangga dengan  jumlah yang diperlukannya (besar-kecilnya serangga dengan  jumlah O2 yang dibutuhkannya)?

Jawab
  1. Untuk mengikat karbondioksida yang dikeluarkan selama pernapasan oleh serangga.
  2. Semakin besar berat badan serangga, maka semakin kecil laju konsumsi oksigen yang di butuhkan. Hewan dengan masa tubuh yang lebih besar secara propersinal akan mempunyai laju metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan hewan yang masa tubuhnya lebih kecil. Hubungan antara laju metabolisme dan masa tubuh dapat dirumuskan dalam bentuk kurva sebagai berikut : Y = a Xb.
Kurva ini dapat ditransformasikan menjadi hubungan linear dengan me log 10, baik untuk laju metabolisme ( Y ), maupun untuk besarnya masa ( X ) sehingga hubungannya menjadi : (log 10 Y) = log 10 a + b (log 10 X)
Dimana : Y = laju metabolisme
                a = intercept ( laju metabolisme bila masa = 1 )
               X = besarnya masa
               b = eksponen masa

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar