PRAKTIKUM
III
Judul :
Respirasi Pada Hewan
Tujuan : Untuk mengukur laju respirasi hewan.
Landasan Teori :
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai
oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat
dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari
molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara
sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai
berikut:
C6H12O6
+ 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena
oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui)
untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi,
laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi
oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain
temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer
Scholander. Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan
diukur laju konsumsi oksigennya.
Alat dan Bahan :
- Respirometer
- Timbangan
- Kristal
KOH 10 %
- Kapas
- Tisu
- Vaselin
- Serangga
(jangkrik)
- Eosin
Cara Kerja :
- Ambillah
sedikit kristal KOH yang kemudian dibungkus dengan kapas supaya tidak
bersentuhan langsung dengan serangga. Kemudian masukkanlah ke dalam botol
respirometer.
- Serangga
yang dibawa ditimbang terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam botol
respirometer dan segera tutup kembali. Agar percobaan berhasil, berilah
vaselin pada pertemuan tutup botol supaya tidak ada pengaruh udara luar
yang keluar masuk botol respirometer. Kemudian pada ujung pipa
respirometer kita beri indikator dengan eosin. Perhatikan serangga
mula-mula ditunjukan oleh eosin.
- Perhatikan
apa kah kedudukan eosin berubah berjalan. Amati pergeseran eosin tiap
menit. Jarak yang ditempuh eosin menunjukkan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh serangga itu untuk bernapas tiap menitnya.
- Catat
setiap pengamatan dalam tabel kemudian baru rata-ratakan berapa udara yang
diperlukan serangga untuk melakukan respirasi.
- Jika
eosin telah sampai pada ujung botol, sebaiknya percobaan dihentikan.
Hasil Pengamatan :
Spesies
|
Berat badan
|
5 menit ke-1
|
5 menit ke-2
|
5 menit ke-3
|
1
|
0,4
|
0,83
|
-
|
-
|
2
|
0,6
|
0,38
|
0,61
|
0,8
|
Pembahasan :
Dari
tabel hasil pengamatan di atas di dapat bahwa pada spesies (jangkrik) 1 yang
mempunyai berat badan 0,4 dan laju respirasi nya 0,83 pada 5 menit pertama. Hal
ini menunjukan semakin kecil tubuh jangkrik, semakin besar laju respirasi atau
laju konsumsi oksigen.
Sedangkan pada spesies 2 yang berat badannya 0,6 laju
respirasinya pada 5 menit pertama 0,38, pada 5 meint kedua 0,61, pada menit
ketiga 0,8. Hal ini menunjukkan besarnya tubuh jangkrik pada percobaan ini
menyebabkan rendahnya laju respirasi dan laju konsumsi oksigen. Pada spesies 2
dapat juga diketahui rata-rata laju resirasinya = (0,38 + 0,61 + 0,8) / 3
= 0,59666666 per 5 menit.
Kesimpulan :
Semakin besar berat badan
serangga, maka semakin kecil laju konsumsi oksigen yang di butuhkan. Hewan
dengan masa tubuh yang lebih besar secara proporsional akan mempunyai laju
metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan hewan yang masa tubuhnya lebih
kecil
Pertanyaan :
- Apakah
fungsi kristal KOH yang dimasukkan ke dalam tabung respirometer?
- Lakukanlah
pembandingan hasil praktikum dengan kelompok lain. Berikan hubungan antara
berat serangga dengan jumlah yang
diperlukannya (besar-kecilnya serangga dengan jumlah O2 yang
dibutuhkannya)?
Jawab
- Untuk mengikat karbondioksida yang dikeluarkan
selama pernapasan oleh serangga.
- Semakin
besar berat badan serangga, maka semakin kecil laju konsumsi oksigen yang
di butuhkan. Hewan dengan masa tubuh yang lebih besar secara propersinal
akan mempunyai laju metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan hewan
yang masa tubuhnya lebih kecil. Hubungan antara laju metabolisme dan masa
tubuh dapat dirumuskan dalam bentuk kurva sebagai berikut : Y = a Xb.
Kurva ini dapat
ditransformasikan menjadi hubungan linear dengan me log 10, baik untuk
laju metabolisme ( Y ), maupun untuk besarnya masa ( X ) sehingga hubungannya
menjadi : (log 10 Y) = log 10 a + b (log 10 X)
Dimana : Y = laju
metabolisme
a = intercept
( laju metabolisme bila masa = 1 )
X = besarnya masa
b = eksponen masa
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar