TheInfluence of Project-Based Learning’s
Model and Problem-Based Learning with Module on Students Achievement Score in
Ecosystem Materials at State of Senior High School 1 Jejawi
Oleh
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Palembang
Abstract
The background of this research by the teachers teaching
pattern in delivering material in classroom was conventional that has effect to
the low students achievement score in Biology subject. Whereas to increase
students achievement score was the duty and responsibility of the teachers. In
this case applying project-based learning and problems-based learning was one
of alternative to increase students achievement score. Both of them have proven
increasing students achievement score even if it was applied together in
teaching material to support independent learning concept, i.e. module. The
objective of the study was to find out the differences between students
achievement score was taught using project-based learning and problems-based
learning with module in ecosystem material at Public
Senior High School 1 Jejawi. The hypotheses in this
research, guess that any difference at students achievement score which taught
using project-based learning and problems-based learning with module in
ecosystem material at State of Senior High School 1 Jejawi. This research used quasi
experimental method. Based on the result of independent sample t-test belong
from post-test both of class got match-t 2,546 > t-table 1,9917, it means
that applying problems-based learning is different with project-based learning.
In conlusion, there were differences students achievement score between
project-based learning and problems-based learning with module in ecosystem
material at State of Senior High School 1 Jejawi.
Keyword: project-based
learning, problem-based learning, module
ABSTRAK
Penelitian ini
dilatar belakangi oleh pola pengajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran
di kelas masih bersifat konvensional yang mengakibatkan rendahnya nilai Biologi
siswa.Padahal meningkatkan hasil belajar siswa adalah satu tugas dan tanggung
jawab seorang guru.Dalam hal ini penerapan model pembelajaran berbasis proyek
dan pembelajaran berbasis masalah menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Kedua model ini telah terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa apalagi jika diterapkan bersama bahan
ajar yang mendukung konsep pembelajaran mandiri, yaitu modul. Tujuan
penelitian untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan modul pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi. Hipotesis
dalam penelitian ini, diduga terdapat
perbedaan pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran
berbasis masalah berbantuan modul pada materi ekoistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Berdasarkan hasil uji-t data
tidak berpasangan dari tes akhir kedua kelas diperoleh t-hitung 2,546
> t-tabel 1,9917, artinya penerapan
model pembelajaran berbasis masalah berbeda nyata terhadap pembelajaran
berbasis proyek.Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan modul pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
Kata kunci: model pembelajaran berbasis proyek, model
pembelajaran berbasis masalah, modul
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas
dan tanggung jawab seorang guru atau tenaga pendidikan yang
profesional.Berbagai upaya pendekatan dalam pembelajaran di kelas telah
dilakukan, namun sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Upaya
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menggunakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL), yakni model Pembelajaran Berbasis
Proyek (PBP) dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), dan bahan ajar modul.
Menurut Thomas (2000) dalam Lestari
(2011), model PBP adalah tugas-tugas kompleks, yang didasarkan
pada pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau permasalahan, yang melibatkan
para siswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau
aktivitas investigasi, memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi
dengan periode waktu yang lama, dan akhirnya menghasilkan produk-produk yang
nyata atau presentasi-presentasi. Sedangkan model PBM adalah
suatu model yang menggunakan masalah sebagai awal dari proses pembelajaran
(Sudrajat, 2010).Modul merupakan suatu paket pembelajaran
mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu
belajar beberapa jauh untuk satu minggu (Kemp, 1978 dalam Wena, 2011:231).Modul
dirancang agar siswa dapat belajar mandiri, hal ini sejalan dengan model
pembelajaran PBP dan PBM yang menggunakan pendekatan SCL dimana kegiatan
belajar berpusat kepada siswa, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul pengaruh model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan modul
terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem di SMA
Negeri 1 Jejawi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah
eksperimen semu yang menggunakan rancangan desain kelompok tes awal dan tes
akhir.Penelitian ini diterapkan pada dua kelas yang berbeda, yakni diajar
menggunakan model PBP dan PBM berbantuan modul.Variabel dalam penelitian ini
ada dua, yaitu variabel bebas adalah model PBP dan
PBM, serta modul.Sedangkan variabel terikatnya hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini yang merupakan populasi adalah seluruh siswa kelas X semester II
SMA Negeri 1 Jejawi tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 7 kelas yang
berjumlah 283 siswa.Berdasarkan prosedur sampling yang dinamakan sampel acak
sederhana dengan cara undian maka yang menjadisampel dalam penelitian ini adalah
kelas X3 terdiri dari 40 siswa sedangkan X4 terdiri dari
38 siswa. Sehingga total seluruh sampel adalah 78 siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini
dipaparkan tentang data penelitian tes awal dan tes akhir setelah diterapkan
model PBP pada kelas X4 dan PBM pada kelas X3 yang
masing-masing berbantuan modul.Pada bagian ini juga dipaparkan perbandingan
hasil belajar siswa dari kedua kelas tersebut.
Untuk membuktikan adanya perbedaan pada hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan model PBP berbantuan modul dilakukan
perhitungan terhadap hasil tes awal dan tes akhir melalui uji t data
berpasangan (paired sample t-test)
dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Uji
t Data Berpasangan pada Kelas X4 yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Modul
|
Tingkat Perbedaan
Variabel
|
|
|
|
||||
Rata-Rata
|
Standar Deviasi
|
Standar Eror
|
Tingkat
Kepercayaan pada 95%
|
t-hitung
|
Derajat bebas
|
Signifikansi
|
||
Bawah
|
Atas
|
|||||||
Tes Akhir Tes Awal
|
39,410
|
11,873
|
1,926
|
35,507
|
43,312
|
20,462
|
37
|
0,000
|
Sumber: Pengolahan
Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0
Berdasarkan tabel di atas,
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Menurut kriteria, Ha atau hipotesis
alternatif akan diterima jika t-hitung lebih besar t-tabel, serta a lebih
kecil dari 0,05. Pada perhitungan tes awal dan tes akhir kelas X4
ditentukan bahwa derajat bebasnya adalah 37. Pada tabel t dengan signifikansi
5%, df = 37, nilainya adalah 2,0262. Jadi, karena t-hitung 20,462> t-tabel
2,0262, artinya tes akhir berbeda nyata dengan tes awal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model PBP berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
Selanjutnya, untuk membuktikan adanya perbedaan pada
hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model PBM berbantuan
modul maka dilakukan perhitungan melalui uji t data berpasangan (paired sample t-test) dan hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Uji
t Data Berpasangan pada Kelas X3 yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Modul
|
Tingkat Perbedaan
Variabel
|
|
|
|
||||
Rata-Rata
|
Standar Deviasi
|
Standar Eror
|
Tingkat
Kepercayaan pada 95%
|
t-hitung
|
Derajat bebas
|
Signifikansi
|
||
Bawah
|
Atas
|
|||||||
Tes Akhir
Tes Awal
|
44,693
|
10,309
|
1,630
|
41,395
|
47,989
|
27,416
|
39
|
0,000
|
Sumber: Pengolahan
Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Menurut kriteria, Ha atau hipotesis alternatif akan diterima jika t-hitung
lebih besar daripada t-tabel, serta a lebih kecil dari
0,05. Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, pada perhitungan tes awal dan tes akhir
kelas X3 ditentukan bahwa derajat bebasnya adalah 39. Pada tabel t
dengan signifikansi 5%, df = 39, nilainya adalah 2,0227. Jadi, karena t-hitung
27,416> t-tabel 2,0227, artinya tes akhir berbeda nyata dengan tes awal. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model PBM berbantuan modul dapat melatih siswa untuk
belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang diberikan.
Selanjutnya, peneliti lalu membandingkan hasil tes akhir
dari kedua kelas tersebut. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang adanya
perbedaan yang nyata antara hasil belajar siswa kelas X3 yang
menggunakan model PBM dan kelas X4 yang menggunakan model PBP yang
masing-masing berbantuan modul dilakukan uji t data tidak berpasangan (independent sample t-test) yang terdapat
pada program SPSS versi 17.0. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Uji
t Data Tidak Berpasangan Kelas X4 dengan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah danKelas X3 dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Berbantuan Modul
|
Levene's Test
untuk Kesetaraan Varians
|
Persamaan
Rata-Rata Untuk t-test
|
||||||||
F
|
Signi-fikansi
|
t-
hitung
|
Derajat Bebas
|
Signi-fikansi
|
Perbedaan
Rata-Rata
|
Perbedaan Standar
Eror
|
Tingkat
Kepercayaan pada 95%
|
|||
Bawah
|
Atas
|
|||||||||
Nilai
|
Varians
di-asumsikan sama
|
0,059
|
0,809
|
2,546
|
76
|
0,013
|
5,000
|
1,964
|
1,088
|
8,911
|
|
Varians
di-asumsikan tidak sama
|
|
|
2,546
|
75,795
|
0,013
|
5,000
|
1,964
|
1,088
|
8,912
|
Sumber:
Pengolahan Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0 (lampiran)
Berdasarkan tabel di atas pada Levene’s Test yang merupakan uji
homogenitas untuk kesetaraan varians terlihat bahwa nilai F adalah 0,059 dengan
signifikansi 0,809. Menurut kriteria uji homogenitas, suatu data homogen jika
nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05. Jadi karena nilai signifikansi
0,809 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians pada
hasil tes akhir dari kelas X3 dan X4 (data homogen).
Selanjutnya, jika suatu data bersifat homogen maka cukup lihat baris varians
diasumsikan sama. Sehingga didapat nilai t-hitungnya adalah 2,546, sementara
derajat bebas dari dua kelas tersebut adalah 76. Pada tabel t dengan
signifikansi 5%, df = 76 adalah 1,9917. Berdasarkan kriteria penerimaan
hipotesis alternatif atau Ha akan diterima jika t-hitung lebih besar daripada
t-tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena nilai t-hitung
2,546 > dari t-tabel 1,9917, maka Ha diterima. Dengan demikian diketahui
bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada hasil belajar siswa yang diajar dengan
model PBM dan PBP berbantuan modul. Hal tersebut dirasakan langsung oleh
peneliti ketika mengajar di kelas X3 mulai dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga, kondisi ruangan kelas yang tenang kemudian siswa
diberikan modul membuat mereka semakin antusias untuk belajar. Selain itu,
siswa yang dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas analisis
kritis artikel yang berkaitan dengan tema pencemaran lingkungan yang telah
diberikan oleh guru membuat siswa menjadi lebih mudah mengerjakan tugas dengan
cara saling bertukar pikiran sesama anggota kelompok. Masalah yang diberikan
oleh guru pun erat dengan kehidupan mereka sehari-hari, sehingga saat melakukan
presentasi siswa dapat dengan mudah menjawabnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arends (2004:406) dalam Adnyana (2010) yang menyatakan model PBM dilaksanakan
dengan lima langkah (fase), yaitu: 1) mengarahkan siswa pada masalah (orient students to the problem); 2)
mengorganisasi siswa dalam belajar (organize
students for study); 3) membimbing secara individual maupun kelompok
melakukan penyelidikan (assist
independent and group investigation); 4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya (develop and present artifacts and
exhibits); dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (analyze and evaluate the problem-solving
process).
Pada kelas X4 yang diajar dengan menggunakan model PBP
berbantuan modul meskipun cukup signifikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, namun hasilnya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas X3
yang diajar dengan model PBM berbantuan modul. Hal ini diduga oleh peneliti
terjadi karena kurang antusiasnya beberapa siswa dan jam pelajaran Biologi yang
berada di akhir. Selain itu, tugas proyek yang diberikan butuh keterampilan,
perhatian, dan waktu yang lebih untuk siswa menyelesaikannya.Kurangnya
perhatian dari siswa berimbas pada saat mereka mengerjakan tugas mandiri maupun
tugas kelompok yang terdapat pada modul di rumah. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Santoso (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu tantangan paling
sukar yang dihadapi guru pada saat mereka menggunakan pekerjaan atau tugas di
rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat, karena pada saat bekerja sendiri,
sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak
relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Dari pembahasan di atas terdapat hubungan antara kedua model tersebut,
yaitu kedua model ini sama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar siswa. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian model PBM
berbantuan modul lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi ekosistem di kelas X3 SMA Negeri 1 Jejawi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan
model PBM dan PBP berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar pada materi
ekosistem siswa kelas X3 dan X4 SMA Negeri 1 Jejawi.
2. Terdapat
perbedaan yang nyata antara model PBM dan PBP berbantuan modul pada materi
ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
3. Berdasarkan
nilai rata-ratanya, model PBM berbantuan modul memberikan perbedaan yang sangat
nyata, yaitu 82,57 jika dibandingkan dengan dengan model PBP berbantuan modul
yang hanya 77,57 pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 jejawi.
4. Hasil
belajar siswa dengan model PBM berbantuan modul berbeda nyata karena model ini dapat
melatih siswa untuk belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dalam memecahkan masalah dalam bentuk artikel yang sudah diberikan guru,
sedangkan model PBP membutuhkan keterampilan lebih dari sekedar memecahkan
masalah, yakni keterampilan dan kedisiplinan dalam melakukan penelitian mulai
dari merancang proses, proses investigasi sampai menghasilkan produk yang
nyata.
SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi
guru, untuk meningkatkan hasil belajar siswa diarankan menggunakan model PBM
berbantuan modul sebagai alternatif dalam proses pembelajaran biologi di SMA
kelas X3 semester II pada materi ekosistem, karena terbukti dapat
melatih siswa belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam memahami pelajaran.
2. Dalam
penerapan model PBM berbantuan modul, guru hendaknya memberikan masalah yang
bersifat nyata dan berada di seputar materi pelajaran.
3. Disarankan
diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model PBM berbantuan modul
pada pokok bahasan biologi lainnya.
4. Disarankan
kepada peneliti lain hendaknya melakukan uji validitas terlebih dahulu terhadap
butir pertanyaan sebelum melakukan penelitian agar didapat hasil belajar siswa
yang valid.
5. Disarankan
kepada peneliti lain hendaknya melakukan uji normalitas terlebih dahulu sebelum
menentukan jenis uji yang akan dipakai dalam mengolah data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, Putra Gede. 2010. Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Keterampilan Berpikir Kritis,
dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Banjar Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. (Online) (http://putradnyana-ptk.blogspot.com,
diakses
pada tanggal 7 Juni 2012).
Lestari, dkk. 2010. Project Based Learning. (Online) (http://duniagil.wordpress.com,
diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Santoso,
Ras Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran
Berbasis Proyek. (Online) (http://ras-eko.blogspot.com, diakses
pada tanggal 9 Januari 2012).
Wena,
Made. 2011. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi
Aksara.
mba, kalo judulnya pengaruh pembelajaran NHT berbantuan alat peraga terhadap hasil belajar, analisis datanya gimana? kalo semisal saya hanya menggunakan satu kelas saja?
BalasHapusmaaf baru sempet bales,.
BalasHapuspake 1 kelas ya? berarti 1 kelasnya lagi kelas kontrol?
klo dosen mbak gak ngizinin sistem itu, tp klo emang mau kaak gitu sistemnya sama analisis datanya, tp jelas pasti hasil akhirnya berpengaruh nyata..gak bisa dibuat perbandingan dengan kelas kontrol yang tanpa perlakuan