Laman

Kamis, 05 Mei 2011

Praktikum SUKSESI


Kelompok              : 3 (Tiga)
Nama                     : 1. Wiwik Beriyani               (342008103)
                                2. Wulandari Saputri          (342008130)
                                3. Neri Varisa                      (342008134)
                                4. Melinda                           (342008150)
                                5. Ery Ardi Prasetyo            (342008160)
Kelas/Semester      : C/VI
Program Studi        : Pend. Biologi
Dosen Pengasuh    : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si

PRAKTIKUM KE-1
EKOLOGI TUMBUHAN

A.      Judul                                : Suksesi
B.       Tujuan                  :
1.        Untuk mengamati proses terjadinya suksesi tanaman.
2.        Untuk membandingkan jenis tumbuhan yang ada sebelum dilakukan suksesi dengan tumbuhan baru yang muncul.

C.       Landasan Teori    :
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi.
Suksesi juga disebutkan sebagai suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).

Senin, 04 April 2011

RESPON DAN ADAPTASI HEWAN

 ANALISIS KRITIS
EKOLOGI HEWAN

DISUSUN OLEH:
                   Kelompok                        : 3
1.    Wulandari Saputri          (342008130)
2.    Melinda                            (342008150)
3.    Wiwik Beriani                 (342008103)
4.    Neri Varissa                     (342008134)
5.    Ery Ardi Prasetyo           (342008160)
                   Kelas/Semester               : C/VI
                   Prodi                               : Pendidikan Biologi
                   Dosen Pengasuh            : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si.



“ADAPTASI DAN RESPON HEWAN”

I.         Bibliografi
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup – Ilmu Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi dan Tingkah Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Mughni, Irpan Arif. 2011. Thermoregulasi. (Online) (http://irpanarifmughni.blogspot.com/2011_01_01_archive.html, diakses 26 Maret 2011).
II.      Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1.      Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
2.      Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
1)        Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
2)        Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
3)        Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku/perilaku terhadap lingkungannya.
3.      Bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita:
1)        Mimikri
       Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang.
2)        Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman).
3)        Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh.
4)        Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering.
5)        Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya.
6)        Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali.
4.      Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
5.      Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1)        Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.
2)        Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu lingkungannya berubah.
6.      Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1)        Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2)        Melalui saluran pernafasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan insekta).
3)        Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat dingin
1)        Meningkatkan suhu osmotik
2)        Titik beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0°C
3)        Menghambat pembekuan kristal es didalam sel
4)        Mencegah kerusakan membran
7.      Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat dingin
1)        Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu di antara berbagai bagian tubuh
2)        Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya penurunan laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya
Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat panas
1)        Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan,  baik melalui proses berkeringat ataupun terengah-terengah.
2)        Melakukan gular fluttering, yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernafasan (dan mulut) dapat meningkat, akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat.
3)        Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan rusa gurun.

III.   Fakta Unik dan Menarik

STRUKTUR EKOSISTEM AKUATIK (Sungai, Danau, dan Estuari)

ANALISIS KRITIS 
LIMNOLOGI

DISUSUN OLEH:
                   Kelompok                        : 2
1.    Wulandari Saputri          ( 342008130)
2.    Frengky Saputra             (342008154)
3.    Suharmawati                   (342008133)
4.    Putri Mandasari             (342008111)
5.    Yuli Efriadi                      (342008117)
                   Kelas/Semester               : C/VI
                   Prodi                               : Pendidikan Biologi
                   Dosen Pengasuh            : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si.



“STRUKTUR EKOSISTEM AKUATIK
(Danau, Sungai, Estuari)”

I.         Bibliografi
Prasetyo, Redi Joko. 2010. Ekosistem Air Tawar. (Online) (http://www.inforedia.com/2010/01/ekosistem-air-tawar.html,  diakses 12     Maret 2011).
Kusnadi, Rahmat. 2010. Gambar Pola Aliran Sungai. (Online) (http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/gambar-pola-aliran sungai. html, diakses 17 Maret 2011)
Kasim, Ma’ruf. 2005. Estuary : Lingkungan Unik Yang Sangat Penting. (Online) (http://marufkasim.blog.com/tag/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/, diakses 10 Maret 2011)
II.      Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1.      Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2.      Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, dan yang termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
3.      Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
4.      Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut:
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
b). Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
c). Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
d). Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
5.      Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut:
a). Danau Oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
b). Danau Eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
6.      Sungai adalah badan air yang mengalir ke satu arah.
7.      Pola Aliran Sungai
a.       Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam.
b.      Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku.
c.       Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut.
d.      Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.
e.       Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
f.       Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
g.      Radial Sentripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.
h.      Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus.
i.        Pinnate: Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk.
j.        Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan.
8.      Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir.
9.      Estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).
10.  Pada daerah-daerah topis lingkungan estuari umumnya ditumbuhi dengan tumbuhan yang khas yang disebut mangrove.
11.  Estuari dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebratae, dan masih banyak lagi kelompok infauna.
12.  Pada daerah subtropik sampai daerah dingin, estuari juga menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai.
13.  Lingkungan estuari kebanyakan dijadikan sebagai lahan budidaya ratusan jenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting), dan invertebratae lainnya.

III.   Fakta Unik dan Menarik

Kamis, 13 Januari 2011

Kembar M O N O Z I G O T I K dan D I Z I G O T I K

Kembar atau anak kembar 

adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan kandungan yang membawa bayi kembar dengan demikian akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandung yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi kesehatan kepada bayi, Kelahiran kembar seringkali ditangani secara khusus yang agak berbeda daripada kelahiran biasa.
Persalinan kembar adalah hal yang biasa pada hewan karena banyak hewan yang menghasilkan sel telur masak (siap dibuahi) pada saat yang sama. Hewan-hewan domestik seperti kucing, anjing, tikus, atau domba biasa memiliki anak lebih dari satu sekali melahirkan.
Jenis kembar
  1. Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)
Kembar dizigotik (dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses ovulasi kadang-kadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu zigot.
Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara biasa dan berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah. Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama.
Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya keturunan perempuan/betina yang mampu menunjukkannya (karena hanya perempuan/betina yang dapat mengatur pengeluaran sel telur).
Istilah kembar dampit diberikan bagi anak kembar dengan kelamin berbeda.
  1. Kembar monozigotik atau identik (MZ)
Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung dari tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi amnion yang sama (dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Lebih jauh lagi, kembar identik bukan monoamniotik dapat berbagi plasenta yang sama (dikenal dengan monokorionikmonochorionic) atau tidak. Semua kembar monoamniotik pasti monokorionik. Berbagi amnion yang sama (atau amnion dan plasenta yang sama) dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar monoamniotik dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu penyaluran darah ke janin yang berkembang.
Kembar MZ selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-kadang terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda. Penelitian dari Fraga et al. (2005) mengungkap adanya pengaruh epigenetik dalam proses yang membedakan individu-individu yang kembar MZ, akibat berbedanya gen-gen yang diaktifkan. Meskipun ada pengaruh kebiasaan atau pengalaman yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan itu, ilmuwan beranggapan proses acak lebih banyak berperan dalam perbedaan-perbedaan yang terjadi. Penelitian dengan tikus bahkan menunjukkan adanya perbedaan aktivitas pada histon (terkait dengan epigenetik) dari empat sel pertama yang terbentuk.
Hingga sekarang ilmuwan belum bersepakat mengenai adanya pengaruh genetik untuk kejadian kembar MZ. Tetapi diketahui terdapat beberapa tempat di dunia yang memiliki frekuensi kembar MZ yang lebih tinggi daripada tempat lainnya.

Penyebab Kelahiran Kembar

Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.

Proses

Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih.
  1. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
  2. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat.
  3. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
  4. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.