LIMNOLOGI
DISUSUN OLEH:
Kelompok : 2
1. Wulandari Saputri ( 342008130)
2. Frengky Saputra (342008154)
3. Suharmawati (342008133)
4. Putri Mandasari (342008111)
5. Yuli Efriadi (342008117)
Kelas/Semester : C/VI
Prodi : Pendidikan Biologi
Dosen Pengasuh : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si.
“STRUKTUR EKOSISTEM AKUATIK
(Danau, Sungai, Estuari)”
I. Bibliografi
Prasetyo, Redi Joko. 2010. Ekosistem Air Tawar. (Online) (http://www.inforedia.com/2010/01/ekosistem-air-tawar.html, diakses 12 Maret 2011).
Kusnadi, Rahmat. 2010. Gambar Pola Aliran Sungai. (Online) (http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/gambar-pola-aliran sungai. html, diakses 17 Maret 2011)
Kasim, Ma’ruf. 2005. Estuary : Lingkungan Unik Yang Sangat Penting. (Online) (http://marufkasim.blog.com/tag/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/, diakses 10 Maret 2011)
II. Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, dan yang termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
3. Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
4. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut:
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
b). Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
c). Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
d). Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
dan sisa-sisa organisme mati.
5. Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut:
a). Danau Oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
b). Danau Eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
6. Sungai adalah badan air yang mengalir ke satu arah.
a. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam.
b. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku.
c. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut.
d. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.
e. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
f. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
g. Radial Sentripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.
h. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus.
i. Pinnate: Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk.
j. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan.
8. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir.
9. Estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).
10. Pada daerah-daerah topis lingkungan estuari umumnya ditumbuhi dengan tumbuhan yang khas yang disebut mangrove.
11. Estuari dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebratae, dan masih banyak lagi kelompok infauna.
12. Pada daerah subtropik sampai daerah dingin, estuari juga menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai.
13. Lingkungan estuari kebanyakan dijadikan sebagai lahan budidaya ratusan jenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting), dan invertebratae lainnya.
1. Di danau terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat berdekatan dengan tepi.
2. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan.
3. Organisme sungai tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya, bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
4. Perairan estuari mempunyai salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.
5. Tumbuhan mangrove mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar.
6. Lingkungan perairan estuari merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsur terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton.
7. Kawasan estuari digunakan sebagai daerah istirahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam upayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembangannya.
8. Ternyata lingkungan perairan estuari dapat menyaring berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan.
IV. Konsep
1. Ekosistem akuatik
2. Danau
3. Sungai
4. Pola Aliran Sungai
5. Litoral, Limnetik, Profundal, dan Bentik
6. Oligotrofik dan Eutrofik
7. Estuari
V. Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan yang ada pada komunitas penyusun ekosistem danau, sungai, dan estuari!
2. Jelaskan bagaimana bermacam-macam pola aliran sungai terbentuk!
3. Jelaskan bagaimana hewan di estuari beradaptasi dengan lingkungannya yang merupakan peralihan antara air laut dan air tawar!
4. Jelaskan tipe-tipe estuari yang ada!
5. Jelaskan hal-hal yang dapat merusak struktur ekosistem akuatik!
VI. Refleksi Kelompok
Setelah kami membaca dan membuat analisis terhadap tiga artikel ini, kami mendapat informasi tentang struktur ekosistem akuatik yang terdiri atas sungai, danau, dan estuari, serta komunitas-komunitas yang hidup didalamnya. Berdasarkan tiga artikel ini kami mengetahui bahwa, ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang, misalnya danau dan air mengalir, misalnya sungai.
Danau itu sendiri adalah badan air yang menggenang. Danau berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi dibagi menjadi daerah fotik, daerah limnetik, daerah profundal, dan daerah bentik. Selain itu, danau juga dibedakan atas produksi materi organiknya yaitu danau oligotofik dan danau eutrofik. Sedangkan sungai adalah badan air yang mengalir ke satu arah, sehingga komunitas penyusunnya pun berbeda. Organisme sungai cenderung mengalami adaptasi evolusioner agar tidak terbawa arus air. Sungai juga memiliki berbagai jenis pola aliran, antara lain: dendritik, rectangular, paralel, trellis, deranged, radial sentrifugal, radial sentripetal, annular, pinnate, dan memusat/multibasinal.
Dan estuari adalah lingkungan peralihan antara darat dan laut yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut seperti halnya pantai, namun terlindung dari gelombang laut dan memiliki kisaran salinitas antar 5 – 25 ppm. Oleh karena itu, estuari menyimpan berjuta keunikan yang khas. Umumnya lingkungan estuari ditumbuhi oleh tumbuhan khas yang disebut mangrove yang memiliki kemampuan beradapatasi terhadap kisaran salinitas yang cukup lebar. Hewan yang hidup di lingkungan peralihan ini pun adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut.
Demikianlah Analisis Kritis tentang “Struktur Ekosistem Akuatik (Danau, Sungai, dan Estuari) ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Sebagaimana pepatah menyebutkan Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan Analisis Kritis yang kami buat ini yang tentu masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran yang membangun pun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa depan. Terima kasih.
Ditulis oleh : Redi Joko Prasetyo
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
Adaptasi tumbuhan
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b). Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan- ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c). Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d). Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
dan sisa-sisa organisme mati.
Gambar. Danau berdasarkan kedalamannya dan jaraknya dari tepi.
Sumber: www.kambing.ui.ac.id
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut :
a). Danau Oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b). Danau Eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Diposkan oleh: Rahmat Kusnadi, S.Pd
Gambar Jenis-Jenis Pola Aliran Sungai Dalam DAS
Pola Aliran Sungai
- Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umumnya pada batuan sedimen dengan perlapisan horizontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.
- Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
- Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
- Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
- Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
- Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.
- Radial Sentripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
- Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
- Pinnate: pola pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
- Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
by : Ma’ruf Kasim
Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada di. Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menentukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur salinitas perairan tersebut. Karena perairan estuary mempunyai salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.
Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti di lingkungan estuary umumnya ditumbuhi dengan tumbuhan khas yang disebut mangrove. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove inilah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini.
Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsur terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, Annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.
Pada kawasan-kawasan subtropik sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary digunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam upayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembangannya. Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah hunian penduduk, daerah estuary umumnya dijadikan daerah buangan bagi limbah-limbah cair. Limbah cair ini mengandung banyak unsur di antaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya. Dalam kisaran yang dapat ditolerir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih bersih. Inipun dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih bersih dan menetralkan sebagian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary tersebut.
Di samping itu, semua hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan dijadikan sebagai lahan budidaya bagi ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Redi Joko. 2010. Ekosistem Air Tawar. (Online) (http://www.inforedia.com/2010/01/ekosistem-air-tawar.html, diakses 12 Maret 2011).
Kusnadi, Rahmat. 2010. Gambar Pola Aliran Sungai. (Online) (http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/gambar-pola-aliran sungai. html, diakses 17 Maret 2011)
Kasim, Ma’ruf. 2005. Estuary : Lingkungan Unik Yang Sangat Penting. (Online) (http://marufkasim.blog.com/tag/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/, diakses 10 Maret 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar