Laman

Senin, 04 April 2011

RESPON DAN ADAPTASI HEWAN

 ANALISIS KRITIS
EKOLOGI HEWAN

DISUSUN OLEH:
                   Kelompok                        : 3
1.    Wulandari Saputri          (342008130)
2.    Melinda                            (342008150)
3.    Wiwik Beriani                 (342008103)
4.    Neri Varissa                     (342008134)
5.    Ery Ardi Prasetyo           (342008160)
                   Kelas/Semester               : C/VI
                   Prodi                               : Pendidikan Biologi
                   Dosen Pengasuh            : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si.



“ADAPTASI DAN RESPON HEWAN”

I.         Bibliografi
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup – Ilmu Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi dan Tingkah Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Mughni, Irpan Arif. 2011. Thermoregulasi. (Online) (http://irpanarifmughni.blogspot.com/2011_01_01_archive.html, diakses 26 Maret 2011).
II.      Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1.      Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
2.      Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
1)        Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
2)        Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
3)        Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku/perilaku terhadap lingkungannya.
3.      Bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita:
1)        Mimikri
       Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang.
2)        Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman).
3)        Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh.
4)        Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering.
5)        Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya.
6)        Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali.
4.      Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
5.      Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1)        Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.
2)        Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu lingkungannya berubah.
6.      Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1)        Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2)        Melalui saluran pernafasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan insekta).
3)        Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat dingin
1)        Meningkatkan suhu osmotik
2)        Titik beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0°C
3)        Menghambat pembekuan kristal es didalam sel
4)        Mencegah kerusakan membran
7.      Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat dingin
1)        Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu di antara berbagai bagian tubuh
2)        Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya penurunan laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya
Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat panas
1)        Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan,  baik melalui proses berkeringat ataupun terengah-terengah.
2)        Melakukan gular fluttering, yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernafasan (dan mulut) dapat meningkat, akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat.
3)        Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan rusa gurun.

III.   Fakta Unik dan Menarik

STRUKTUR EKOSISTEM AKUATIK (Sungai, Danau, dan Estuari)

ANALISIS KRITIS 
LIMNOLOGI

DISUSUN OLEH:
                   Kelompok                        : 2
1.    Wulandari Saputri          ( 342008130)
2.    Frengky Saputra             (342008154)
3.    Suharmawati                   (342008133)
4.    Putri Mandasari             (342008111)
5.    Yuli Efriadi                      (342008117)
                   Kelas/Semester               : C/VI
                   Prodi                               : Pendidikan Biologi
                   Dosen Pengasuh            : Dr. Drs. Saleh Hidayat, M.Si.



“STRUKTUR EKOSISTEM AKUATIK
(Danau, Sungai, Estuari)”

I.         Bibliografi
Prasetyo, Redi Joko. 2010. Ekosistem Air Tawar. (Online) (http://www.inforedia.com/2010/01/ekosistem-air-tawar.html,  diakses 12     Maret 2011).
Kusnadi, Rahmat. 2010. Gambar Pola Aliran Sungai. (Online) (http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/gambar-pola-aliran sungai. html, diakses 17 Maret 2011)
Kasim, Ma’ruf. 2005. Estuary : Lingkungan Unik Yang Sangat Penting. (Online) (http://marufkasim.blog.com/tag/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/, diakses 10 Maret 2011)
II.      Tujuan Penulis
Menyampaikan informasi :
1.      Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2.      Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, dan yang termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
3.      Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
4.      Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut:
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
b). Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
c). Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
d). Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
5.      Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut:
a). Danau Oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
b). Danau Eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
6.      Sungai adalah badan air yang mengalir ke satu arah.
7.      Pola Aliran Sungai
a.       Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam.
b.      Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku.
c.       Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut.
d.      Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.
e.       Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
f.       Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
g.      Radial Sentripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.
h.      Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus.
i.        Pinnate: Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk.
j.        Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan.
8.      Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir.
9.      Estuari adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).
10.  Pada daerah-daerah topis lingkungan estuari umumnya ditumbuhi dengan tumbuhan yang khas yang disebut mangrove.
11.  Estuari dikenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebratae, dan masih banyak lagi kelompok infauna.
12.  Pada daerah subtropik sampai daerah dingin, estuari juga menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai.
13.  Lingkungan estuari kebanyakan dijadikan sebagai lahan budidaya ratusan jenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting), dan invertebratae lainnya.

III.   Fakta Unik dan Menarik